Petani Keluhkan Anjloknya Harga Rosela
Panen Rosela
Petani rosela di daerah Tegalkamulyan Cilacap memanen bunga rosela jenis ungu yang ditengarai paling tinggi angka peminatnya. Harga rosela kering saat ini hanya berkisar Rp. 50.000 hingga Rp. 70.000 per kg. harga tersebut terpaut jauh jika dibandingkan beberapa bulan lalu yang dipatok Rp. 130.000 per kg. Petani mengharapkan langkah pro rakyat dari pemerintah pusat agar produk rosela memiliki harga yang stabil selain juga mampu menembus pasaran luar negeri.
Puluhan petani rosela yang tersebar di Karesidenan Banyumas mengeluhkan anjloknya harga rosela kering dalam 1 bulan terakhir. Harga bunga rosela kering yang dipatok pada bulan ini hanya berkisar antara Rp 50.000 hingga Rp 70.000 per kg atau turun drastis dibanding bulan lalu yang mencapai Rp. 130.000 per kg. Ketidaktahuan petani akan tingginya angka permintaan bunga rosela kering dimanfaatkan sebagian pengepul untuk menekan harga di tingkatan petani.
Salah seorang petani di daerah Tegalkamulyan Cilacap, Jaeni Abdul Wahab mengeluhkan, anjloknya harga tersebut lebih disebabkan tindakan para pengepul yang memonopoli harga. Harga yang ditawarkan hanya mencapai Rp 50.000 per kg rosela kering jenis ungu sementara yang masih segar hanya Rp. 4.000 per kg non biji. “Dari seperempat hektar di satu periode panen, saya hanya mendapat 7 kuintal rosela basah. Jika dikeringkan, otomatis bobotnya susut menjadi 90 kg saja. Memang jika dihitung, saya masih tetap bisa mendapatkan laba, namun tidak sebesar panen yang lalu,” tutur Jaeni.
Dari pengakuan para petani, harga yang ditentukan oleh pengepul bervariatif. Rakum, salah seorang petani di Jatilawang Banyumas, mengaku memasok rosela kering jenis ungu dengan harga Rp 60.000 per kg pada akhir Mei lalu. harga tersebut sangat jauh berbeda jika dibandingkan pada awal 2008 yang masih berkisar antara Rp 180.000,- per kg. Sementara di Cilacap, harga yang ditentukan pengepul saat ini hanya sebesar Rp 50.000 per kg rosela kering atau lebih rendah Rp 10.000,- dibanding harga di Banyumas. Petani mengharapkan langkah pro rakyat dari pemerintah untuk mengatasi permasalahan ini baik pembinaan kepada petani untuk meningkatkan kualitas bunga selain juga membantu pemasarannya di pasaran luar negeri.
“langkah yang ditempuh pemerintah pusat sangat pro rakyat. Saya mengharapkan ada perhatian dan tindakan dari Bapak Presiden untuk menstabilkan harga sekaligus membantu pemasaran produk unggulan kami agar dapat bersaing di tingkat internasional. Kami bukan petani yang menekankan pada kuantitas tapi pada kualitas hasil sehingga tidak akan mengecewakan semua kalangan konsumen,” tutur Rakum.
Pihak Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi (Disperindagkop) Kabupaten Cilacap, Suharyadi mengatakan, turunnya harga bunga rosela lebih disebabkan oleh tingginya stok bunga rosela di pasaran mengingat bulan ini adalah periode panennya. Walau demikian, pihaknya mengakui tidak tertutup kemungkinan adanya ulah pengepul yang menekan harga di kalangan petani. “Dalam waktu dekat kami akan melakukan dialog dengan para petani untuk menetapkan kisaran harga jual sehingga lebih stabil dan tidak dimanfaatkan oleh pengepul,” kata Suharyadi.
lihat cara budidaya bunga rosella
lihat cara budidaya bunga rosella
lihat sumbernya
No comments:
Post a Comment